Mengulas Film-Film Ternama Kelahiran Tahun 2000-an
Halo! udah lama ya gak nulis lagi. Beberapa hari ini saya sering kali nonton film-film Indonesia jaman dulu. Biasanya saya suka nonton di Rumah Sinema Indonesia atau biasa disebut Flik. Saya orang yang bisa nonton film genre apapun. Sering nya sih nonton film bergenre romansa, petualangan, aksi, atau mungkin komedi. Apalagi kalau film-film tersebut asli garapan dari sutradara serta produser terkemuka tanah air, makin bangga deh!
Sebagai orang Indonesia kita patut nya harus berbangga. Karena sudah semenjak dulu Indonesia mengenal dunia perfilman. Bahkan dari masa ke masa dunia perfilman di tanah air pun mengalami perkembangan yang pesat. Mungkin saya memang bukan orang yang ahli dalam dunia seni peran dan film. Namun jangan remehkan saya! saya bukanlah orang baru didunia perfilman. Ketika masih duduk di bangku kelas 2 SD, papa saya sudah mengajak saya untuk terjun di dunia seni peran. Gak hanya itu kadang papa juga suka ngenalin teman-teman seniman nya. Emang sih saya berhenti tiba-tiba di dunia perfilman ketika kelas 2 SMP, ingin fokus pendidikan soalnya.
Mungkin karena masa kecil itu membuat saya makin penasaran dan cinta dengan dunia seni peran dan perfilman. Oh ya, balik ke kebiasaan saya akhir-akhir ini yang suka nonton film jaman dulu. Sebenarnya kalau dibilang jaman dulu sih gak juga ya, karena beberapa film yang saya nonton rata-rata diproduksi pada tahun 2000 an. Tapi jangan salah lho! justru film-film jaman dulu paling mudah buat dapetin ‘feel’ nya. Gak percaya? coba aja tonton film AADC.
Bicara mengenai film, saya sendiri memiliki beberapa daftar film kesukaan. Rata-rata film-film tersebut garapan dari sutradara terkenal seperti Joko Anwar, Nia Dinata, Angga Dwimas Sasongko, Rudi Soedjarwo, dan Riri Riza. Film karya dari sutradara-sutradara yang saya sebutkan sebelumnya tidak perlu diragukan lagi. Mereka tercatat sebagai tokoh sineas yang dinilai ikut menandai bangkitnya industri perfilman Indonesia. Berikut beberapa film ternama yang turut meramaikan dunia perfilman di tahun 2000-an.
- Rumah Ketujuh (2003)
Film unik garapan sutradara Rudy Soedjarwo ini merupakan salah satu film yang baru-baru saja saya tonton di Flik. Rumah ketujuh merupakan sebuah film yang diproduksi pada tahun 2003 silam. Film ini dibintangi oleh Dewi Rezer (Lintang) dan Indra Birowo (Cakra). Dari yang saya tangkap sih, film ini menceritakan mengenai lika-liku persahabatan antara Lintang dan juga Cakra.
Film ini menceritakan mengenai dua orang sahabat yaitu Lintang seorang wanita muda yang memiliki kepercayaan mendalam mengenai Astrologi, dan juga Cakra yang merupakan sahabat kecil Lintang yang memiliki kepercayaan tentang arti mimpi. Sebenarnya jika dilihat tema dari film ini cukup mainstream alias mudah ketebak ending nya. Tapi dengan sentuhan tangan seorang Rudy Soedjarwo dan rekan-rekan, membuat film ini terasa ringan dan mudah diingat. Ditambah dengan tokoh Cakra yang diperankan oleh Indra Birowo, sosok yang unik dan ikonik. Last but not least, musik gubahan dari musisi Jazz Indra Lesmana yang menemani penonton disetiap scenes membuat film terasa semakin renyah.
2. Arisan! (2003)
Film ini adalah salah satu film yang sering saya tonton berulang-ulang di Flik. Sebuah film garapan sutradara Nia Dinata dan dibantu Joko Anwar. Berdasarkan yang saya baca dari berbagai sumber bahwa Arisan! dinobatkan sebagai film Indonesia terbaik yang pernah dibuat. Sehingga tidak heran jika Arisan! ditunjuk sebagai film penggerak semangat perfilman Indonesia di akhir dekade 90-an.
Arisan! sendiri dibintangi oleh aktris dan aktor favorit saya seperti Cut Mini, Tora Sudiro, Surya Saputra, dan Rachel Maryam serta pemain lainnya. Gak salah sih, kalau ternyata film ini menerima penghargaan FFI untuk Film Terbaik. Karena kalau dilihat dari jalan cerita, pemeran, dan sutradara serta kru-kru. Mereka semua turut membuat film ini menjadi legit dan dikenang sepanjang masa. Banyak adegan-adegan unforgettable yang ditayangkan pada setiap scenes nya.
3. 3 Hari Untuk Selamanya (2007)
Waduh! Film ini termasuk salah satu film yang memorable dan wajib banget ditonton saat sedang santai. Sebenarnya saya terakhir nonton film ini ketika awal tahun 2020, jadi sudah cukup lama tapi gak lama-lama banget. Lagi-lagi film ini digarap oleh sutradara kenamaan Riri Riza yang dibintangi oleh aktor tampan Nicholas Saputra dan aktris berbakat Adinia Wirasti.
Saya sangat suka dengan film ini terutama pada sinematografi dan musik-musik yang dibawakan sepanjang cerita. Singkatnya film ini menceritakan tentang dua saudara sepupu Nicholas Saputra (Yusuf) dan Adinia Wirasti (Ambar) yang sedang melakukan perjalanan menuju Jogjakarta menggunakan mobil pribadi. Yusuf merupakan seorang laki-laki muda yang sopan, penurut, berwawasan, dan berjiwa adventurous. Sedangkan sepupu nya Ambar merupakan orang yang keras kepala, berjiwa bebas, dan sebaliknya.
Selama di perjalanan mereka berdua kerap kali terlibat dalam pembicaraan yang dalam. Sehingga kadang suka menimbulkan konflik antara dua manusia yang memiliki pemikiran dan sudut pandang yang berbeda. 3 Hari di perjalanan tentunya bukan hal yang berlalu begitu saja. Dari teknik pengambilan gambar yang diambil selama perjalanan, musik pengiring dari band Float, dan juga dialog dari para pemeran nya cukup membuat penonton menganalisa ulang tentang makna kehidupan.
4. Laskar Pelangi (2008)
Lagi dan lagi film garapan sutradara Riri Riza dan film yang di bintangi oleh Cut Mini, Tora Sudiro, dan Slamet Rahardjo sukses membuat masa kecil saya penuh makna dan bahagia. Saya suka banget dengan tema yang diangkat dari film Laskar Pelang iyang ditulis oleh mas Andrea Hirata ini. Film yang bagus dan syarat akan makna, saya rasa semua anak kecil yang ada di tanah air wajib untuk belajar banyak dari film Laskar Pelangi.
Pertama kali nonton film ini ketika SD kelas 3. Waktu itu belum terlalu sering pergi ke bioskop, alhasil cuma bisa nonton film nya di layar tv bersama keluarga. Film yang sangat sangat memorable untuk saya, karena film ini mengajarkan banyak hal dan menuntun kita pada mimpi masa depan. Oh ya, selain itu saya juga suka dengerin musik soundtrack film Laskar Pelangi karya Band Nidji. Menurut saya pribadi film dan lagu-lagu yang dibawakan membawa perasaan tertentu, seperti perasaan senang dan semangat. Saya harap film-film mengedukasi seperti ini kerap diproduksi dan menjadi tontonan terbaik bagi anak kecil bahkan semua kalangan.
5. Ada Apa Dengan Cinta (2002)
Film yang berkali-kali saya tonton selama hidup saya adalah Ada Apa Dengan Cinta (2002). Gimana enggak? film ini membuat masa muda saya berwarna. Meskipun emang saya gak nonton langsung di tahun 2002 nya. Tapi saya yakin deh semua anak muda pasti bakal setuju kalau film ini relatable banget.
Cerita dari film ini sebenarnya jadi dambaan setiap anak muda. Gimana enggak? punya temen atau geng yang solid, hidup terkesan happy dan bebas tanpa beban, bisa lakuin apapun bareng temen-temen kayak nongkrong maupun nonton konser, dan sebagainya. Tapi sayang sih kisah percintaan di film ini gak jadi dambaan semua orang, tragis soalnya.
Banyak yang bikin semua orang suka dengan film ini, termasuk saya. Salah satu yang ikonik banget dari film ini selain jalan ceritanya yaitu pemeran utama yang diperankan. Seorang Nicholas Saputra yang membuat mata saya terus tertuju kepada nya dari awal cerita sampai akhir cerita. Rangga yang diperankan oleh aktor kenamaan Nicholas Saputra merupakan sosok yang tampan, cerdas, puitis, dan misterius. Pokoknya jadi dambaan setiap wanita deh! kemudian ada sosok Cinta yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo yang menjadi peran utama dalam film ini.
Oh ya satu lagi yang saya suka dari film ini adalah musik atau lagu-lagu yang di arrangement langsung oleh musisi ternama Melly Goeslaw. Lagu-lagu yang ada di film ini benar-benar membuat saya dan penonton lain mungkin merasa terbawa suasana, sendu-sendu gimana gitu. Saya paling suka lagu dalam film ini yang judulnya Denting, Ku Bahagia, Bimbang, dan Suara Hati Seorang Kekasih. Last but not least karena saya suka dunia sastra juga jadi saya sangat mengapresiasi sang pembuat ide film yang dengan berani memasukan karya-karya sastra tulisan Chairil Anwar. Syahdu!
… bahwa film itu adalah seni “make believe”, membuat orang percaya tentang sesuatu, membuat kenyataan baru dari yang ada. — Usmar Ismail